Hello fellas, how are
you?
Semoga kamu semua dalam keadaan sehat ya dalam menjalankan
puasa Ramadhan kali ini. Begitu juga dengan saya yang Alhamdulillah sehat
walafiat :) justru biasanya berat badan saya nambah nih kalau puasa, karena pola makan yang
sangat teratur dari biasanya dan jam tidur yang juga lebih banyak dari biasanya
huahaha eits jangan salah hal tsb linear kok dengan ibadahnya, Insha Allah ya :)
Excited sekali
setiap bertemu bulan spesial ini, selain menjadi ajang perbaikan diri, bulan
ini juga selalu penuh cerita. Sudah dua tahun ini saya menjalankan puasa Ramadhan
di perantauan (btw, walopun Cikarang dekat dengan Bandung, masih tetap dibilang
rantau kan? Hehe). Ya tahun 2014 yang lalu adalah kali pertama saya menjalankan
Ramadhan di rantau tepatnya masih di kosan lama, Cibitung. Kamar dengan ukuran
3x6 m, kamar yang bisa dibilang cukup besar untuk ditinggali sendiri itu,
disanalah saya merasa sendiri dan sepi *duh apa sih ini* ya saya sangat
bersyukur sekali teman, karena ada Ibu kosan yang setia membangunkan saya sahur
dan ngasi saya makan sahur juga. Ketika itu saya lihat tetangga kos saya yang
justru makan sendiri. Mungkin kalo bahasa anak sekarang bilangnya gini : “Alhamdulillah
rezeki anak sholehah :)”
Selain puasa di kosan, saya juga bersyukur punya saudara sepupu
yang tinggal di Cibitung city tsb,
kalau saya merasa bosan, saya tinggal lari kesana.. Alhamdulillah ini
benar-benar nikmat loh :)
Tahun ini saya juga masih menjalankan rutinitas puasa Ramadhan
dengan kesendirian... heeee *hening* saya tidak tinggal di kosan yang lama lagi,
saya move ke Cikarang. Sebelum puasa
kemarin saya sempat khawatir bagaimana sahurnya, karena mayoritas anak kosan
disini adalah non muslim, begitupun dengan Mbak kosanya yang juga non muslim. Kosan
saya kali ini berlokasi di perumahan cukup elite,
dimana harga makanan agak sedikit mahal dan membutuhkan effort lebih untuk jajan keluar, kecuali dengan jasa delivery sih mudah. Tapi... dengan
tegasnya si Mbak bilang “tenang saya masakin kok kalo puasa”... hmm Alhamdulillah
apakah ini masih rezeki si anak sholehah?” :p *tahan untuk ga update* just kidding guys.
Jadi minoritas ditengah mayoritas memang ga mudah ya guys..
tapi ceritanya jadi lain kalau ternyata, yang mayoritas itu benar-benar
menghargai kaum minoritas. Ini yang saya rasakan, sikap saling menghargai dan
menghormati satu sama lain.. bener-bener indah. Dengan sigapnya, Mbak nya ini
memiliki peran kedua setelah Ibu, dia bangunin saya sahur jam 3.30, bikinin
saya teh manies, dan makanan sudah siap semua di atas meja :”) nikmat Tuhanmu
yang mana yang akan kau dustakan... bersyukur banget karena teman kos saya yang
lain di komplek ini, Mbak kosnya ga masakin buat mereka. Sebenarnya masak
sendiri seru, tapi dengan keterbatasan waktu dan tempat, kadang ga semudah itu
menjalankan kegiatan yang harus konstan kamu lakukan setiap hari. Tapi Ahamdulillah
kami semua disini bersyukur dengan kondisi masing-masing :)
Selain itu saya bener-bener paham sekarang dengan pendapat
orang yang bilang tentang manfaat merantau, salah satu manfaatnya adalah
mendapatkan ilmu. Ternyata memang betul, contohnya saat solat tarawih kemarin
di masjid, penceramahnya bagus banget, beliau menerangkan tentang pentingnya
menjaga shaf (barisan solat ketika solat berjamaah di masjid). Siapa diantara
mereka yang menjaga shaf shalat maka Allah akan memberi rahmat pada orang tsb.
Dan justru yang tidak mempedulikan shaf shalatnya dan membiarkan syaitan ada
di antara ma’mum maka merugilah orang tsb. Ya kurang lebih seperti itu, terdengar
simple, tapi justru yang simple itu yang sering kita lewatkan.
Selain itu mengenai keutamaan shalat yang diatas segalanya,
shalat adalah tiang agama. Melalaikan shalat saja bisa menjadi golongan neraka,
apalagi yang meninggalkan? Naudzubillah. Lalu yang melalaikan itu yang
bagaimana? Yang tata cara shalatnya masih belum mengikuti ajaran Rasulullah SAW,
shalatnya masih belang-betong (jarang-jarang),
shalatnya tidak tepat waktu, dll. Astagfirullahaladzim. :(
Dari ceramah tsb saya tertegun, ilmu ini baru bagi saya dan
saya mendapatkannya disini. Selalu ada ilmu baru dimanapun, selama kita mau
menjemputnya guys :”)
“Barang siapa yang
berjalan menuntut ilmu, maka Allah mudahkan jalannya menuju Surga (HR. Ahmad, dll).”
Ya begitulan cerita Ramadhan saya kali ini, saya benar-benar
penasaran dengan puasa tahun depan, apakah masih menjalankan rutinitas puasanya
disini? Apakah di tempat baru? Hmm apakah ditemani orang baru? (baca : teman
baru loh) hehe.. tapi yang tidak kalah penting jadi renungan adalah apakah umur
kita masih sampai untuk menjalankan dan menutup puasa Ramadhan tahun ini? :)
Selamat menjalankan puasa Ramadhan ya guys, manfaatkan sebaik
mungkin moment ini untuk meningkatkan
kualitas diri! Kita berlomba-lomba menjadi yang terbaik di hadapan Allah SWT.
Regards,
Anisa
No comments:
Post a Comment
leave your comment here, thanks ;)