sweety butterfly

sweety butterfly

Sunday, June 28, 2015

Warna Warni Ramadhan

Hello fellas, how are you?
Semoga kamu semua dalam keadaan sehat ya dalam menjalankan puasa Ramadhan kali ini. Begitu juga dengan saya yang Alhamdulillah sehat walafiat :) justru biasanya berat badan saya nambah nih kalau puasa, karena pola makan yang sangat teratur dari biasanya dan jam tidur yang juga lebih banyak dari biasanya huahaha eits jangan salah hal tsb linear kok dengan ibadahnya, Insha Allah ya :)

Excited sekali setiap bertemu bulan spesial ini, selain menjadi ajang perbaikan diri, bulan ini juga selalu penuh cerita. Sudah dua tahun ini saya menjalankan puasa Ramadhan di perantauan (btw, walopun Cikarang dekat dengan Bandung, masih tetap dibilang rantau kan? Hehe). Ya tahun 2014 yang lalu adalah kali pertama saya menjalankan Ramadhan di rantau tepatnya masih di kosan lama, Cibitung. Kamar dengan ukuran 3x6 m, kamar yang bisa dibilang cukup besar untuk ditinggali sendiri itu, disanalah saya merasa sendiri dan sepi *duh apa sih ini* ya saya sangat bersyukur sekali teman, karena ada Ibu kosan yang setia membangunkan saya sahur dan ngasi saya makan sahur juga. Ketika itu saya lihat tetangga kos saya yang justru makan sendiri. Mungkin kalo bahasa anak sekarang bilangnya gini : “Alhamdulillah rezeki anak sholehah :)” 

Selain puasa di kosan, saya juga bersyukur punya saudara sepupu yang tinggal di Cibitung city tsb, kalau saya merasa bosan, saya tinggal lari kesana.. Alhamdulillah ini benar-benar nikmat loh :)

Tahun ini saya juga masih menjalankan rutinitas puasa Ramadhan dengan kesendirian... heeee *hening* saya tidak tinggal di kosan yang lama lagi, saya move ke Cikarang. Sebelum puasa kemarin saya sempat khawatir bagaimana sahurnya, karena mayoritas anak kosan disini adalah non muslim, begitupun dengan Mbak kosanya yang juga non muslim. Kosan saya kali ini berlokasi di perumahan cukup elite, dimana harga makanan agak sedikit mahal dan membutuhkan effort lebih untuk jajan keluar, kecuali dengan jasa delivery sih mudah. Tapi... dengan tegasnya si Mbak bilang “tenang saya masakin kok kalo puasa”... hmm Alhamdulillah apakah ini masih rezeki si anak sholehah?” :p *tahan untuk ga update* just kidding guys.

Jadi minoritas ditengah mayoritas memang ga mudah ya guys.. tapi ceritanya jadi lain kalau ternyata, yang mayoritas itu benar-benar menghargai kaum minoritas. Ini yang saya rasakan, sikap saling menghargai dan menghormati satu sama lain.. bener-bener indah. Dengan sigapnya, Mbak nya ini memiliki peran kedua setelah Ibu, dia bangunin saya sahur jam 3.30, bikinin saya teh manies, dan makanan sudah siap semua di atas meja :”) nikmat Tuhanmu yang mana yang akan kau dustakan... bersyukur banget karena teman kos saya yang lain di komplek ini, Mbak kosnya ga masakin buat mereka. Sebenarnya masak sendiri seru, tapi dengan keterbatasan waktu dan tempat, kadang ga semudah itu menjalankan kegiatan yang harus konstan kamu lakukan setiap hari. Tapi Ahamdulillah kami semua disini bersyukur dengan kondisi masing-masing :)

Selain itu saya bener-bener paham sekarang dengan pendapat orang yang bilang tentang manfaat merantau, salah satu manfaatnya adalah mendapatkan ilmu. Ternyata memang betul, contohnya saat solat tarawih kemarin di masjid, penceramahnya bagus banget, beliau menerangkan tentang pentingnya menjaga shaf (barisan solat ketika solat berjamaah di masjid). Siapa diantara mereka yang menjaga shaf shalat maka Allah akan memberi rahmat pada orang tsb. Dan justru yang tidak mempedulikan shaf shalatnya dan membiarkan syaitan ada di antara ma’mum maka merugilah orang tsb. Ya kurang lebih seperti itu, terdengar simple, tapi justru yang simple itu yang sering kita lewatkan.

Selain itu mengenai keutamaan shalat yang diatas segalanya, shalat adalah tiang agama. Melalaikan shalat saja bisa menjadi golongan neraka, apalagi yang meninggalkan? Naudzubillah. Lalu yang melalaikan itu yang bagaimana? Yang tata cara shalatnya masih belum mengikuti ajaran Rasulullah SAW, shalatnya masih belang-betong (jarang-jarang), shalatnya tidak tepat waktu, dll. Astagfirullahaladzim. :(

Dari ceramah tsb saya tertegun, ilmu ini baru bagi saya dan saya mendapatkannya disini. Selalu ada ilmu baru dimanapun, selama kita mau menjemputnya guys :”)

“Barang siapa yang berjalan menuntut ilmu, maka Allah mudahkan jalannya menuju Surga (HR. Ahmad, dll).”

Ya begitulan cerita Ramadhan saya kali ini, saya benar-benar penasaran dengan puasa tahun depan, apakah masih menjalankan rutinitas puasanya disini? Apakah di tempat baru? Hmm apakah ditemani orang baru? (baca : teman baru loh) hehe.. tapi yang tidak kalah penting jadi renungan adalah apakah umur kita masih sampai untuk menjalankan dan menutup puasa Ramadhan tahun ini? :)

Selamat menjalankan puasa Ramadhan ya guys, manfaatkan sebaik mungkin moment ini untuk meningkatkan kualitas diri! Kita berlomba-lomba menjadi yang terbaik di hadapan Allah SWT. 


Regards,
Anisa

The Power of Character~

Setiap orang punya karakter masing-masing, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Karakter bisa dibentuk dari pola asuh keluarga dan juga lingkungan di sekitarnya.

Disini saya tidak berperan sebagai seorang ahli pslikolog atau seorang magister sumber daya manusia dan sejenisnya. Saya hanya -a full time learner- saya manusia pembelajar yang ingin menjadi lebih baik di setiap harinya. Saya ingin share dengan pembaca sekalian.

Saya sangat bersyukur dilahirkan sempurna di tengah keluarga yang baik. Keluarga yang lengkap dan hangat. Bapak dan Ibu yang selalu memberikan saya kebebasan untuk membentuk karakter saya sendiri. Memilih teman, berkenalan dengan alam dan lingkungan, mengembangkan potensi dan masih banyak hal lainnya. Mereka membiarkan saya jatuh dan bangun sendiri, mereka membiarkan saya berproses sebebasnya. Ya saya sangat bersyukur.. karena saya membiarkan perasaan, pengalaman, dan cerita ini mengalir dengan semestinya. Rasa sakit, kecewa, senang, semuanya saya nikmati step by step. Dan sampai sekarang saya masih ‘bermain’ dalam alur cerita kehidupan ini.

Mereka tidak serta merta melepaskan saya sendiri, saya masih dibawah bimbingan mereka, Ibu yang sampai detik ini masih jadi pendengar setia, Bapak juga yang walaupun terlihat cuek tapi sebenarnya sangat peduli dengan saya. Ya setiap orang punya caranya masing-masing untuk mengembangkan dirinya. Bagaimana dengan kamu?

Pembentukan karakter ini sangat penting sekali, karena akan dibawa sampai dengan kita dewasa. Ada tiga poin pengembangan diri yang sampai saat ini masih saya ingat. Yang pertama bebas dari penjara keluarga, artinya kita bebas dari hal-hal yang selama ini jadi alasan kakurangan kita, dan alasannya adalah keluarga. Misalkan “saya jadi begini karena keluarga saya begini...” blablaaa Astagfirullahaladzim.

Yang kedua adalah bebas dari penjara fisik, alangkah lebih baik kita bersyukur pada Allah dengan kondisi fisik kita sekarang, jika kita masih mengeluhkan fisik sebagai alasan kekurangan dalam hidup artinya kita masih terpenjara soal fisik. Dan yang terakhir adalah bebas dari penjara lingkungan. Jangan sampai juga alasan lingkungan tempat kita tinggal menjadi penghambat kita dalam mengembangkan diri. Mari kita bebaskan diri kita dari ketiga penjara tadi, saya tau itu tidak mudah, bahkan saya sendiri pun pernah mengalami terpenjara di salah satunya. Astagfirullahaladzim.

Ilmu tsb saya dapatkan sewaktu saya kuliah dulu dan Alhamdulillah hal tsb menjadi motivasi saya untuk selalu bersyukur dan terus mengembangkan diri. Jadi proses pengembangan diri inilah yang nantinya akan membentuk karakter seseorang.

Sebetulnya apa perbedaan watak dan karakter? Mana salah satunya yang bisa dan tidak bisa dirubah dalam diri seseorang? Apakah watak seseorang itu mutlak dan melekat? Hmm yang saya tahu setiap manusia yang berusaha untuk lebih baik pasti akan berubah ke arah yang lebih baik pula. Ya berubah.... justru yang sulit itu adalah konsisten terhadap perubahannya itu sendiri.

Namun bagi karakter seseorang yang bersinergi positif, perubahan itu tetap akan bernilai positif. Lalu bagaimana jika perubahan itu tidak berjalan istiqamah atau konsisten? Apakah karena karakter atau wataknya yang sudah melekat seperti itu?

Saya sebagai pembelajar, berusaha menjadi lebih baik dari kesalahan, dari kekurangan dan hal-hal yang perlu di-improve lainnya. Untuk melakukan itu semua saya perlu mengetahui nilai. Nilai mana saja yang baik dan tidak baik. Butuh pencerahan, petunjuk, dan penegasan. Terkadang hidup terlalu bebas menjadikan kita men-generalkan nilai, yang seharusnya tidak baik, bisa kita nilai jadi baik begitu pula sebaliknya. Lalu bagaimana mendapatkan nilai-nilai itu? Jawabannya : ilmu.

Kembali lagi ke soal karakter, siapapun kalian, bagaimanapun kondisi teman-teman saat ini tetap bersyukur dengan apa yang kita miliki, namun jangan cepat puas pada kondisi saat ini. Toyota ways bilang : “continuous improvement”. Perbaikan terus-menerus.

Jadilah pribadi yang berkarakter dan bersinergi positif untuk perbaikan dirimu, untuk kualitas hidupmu, dan untuk kebaikan masa depanmu! Ohya yang tidak kalah penting adalah untuk orang-orang yang menyayangi dan mencintaimu, mari ciptakan perubahan paling baik untuk senyum mereka :)

I DARE TO BE BETTER! 



-Anisa-

Cerita di Penghujung Senja

Senja membuka tabirnya, masih hangat seperti dulu
Kali ini aku melihatnya lebih dekat dari biasanya
Ternyata lebih menawan dari senja kemarin sore
Diceritakan olehnya, bahwa sebuah pertemuan selalu mendatangkan alasan
Alasan untuk pengharapan baru
Melahirkan cerita baru bersama sosok baru

***

Senja selalu bercerita apa adanya, tidak pernah ada yang ditutupi
Tentang cinta, kehadiran seseorang, dan kejujuran rasa
Kejujuran rasa untuk mencintai dengan sesungguhnya

***

Senja disini terlalu cantik, ranum, dan jingga menawan hati
Membuat siapapun jatuh cinta dibuatnya
Sambil perlahan pergi, senja menitipkan pesan terhangatnya...

“Cinta..
Cinta itu bukan cuman soal kesetiaan..
Bukan soal siapa yang paling lama bertahan dan tidak pergi....
Tapi..
Lebih dari itu.”



Senja di Pelabuhan Kecil, Pulau Karimun Jawa
Jepara, 31 Mei 2015