sweety butterfly

sweety butterfly

Friday, November 19, 2010

Angklung: Warisan Budaya Dunia dari Indonesia


Melalui sidang ke-5 Inter-Govermental Committee UNESCO di Nairobi, Kenya, Selasa 16 November kemarin ditetapkanlah angklung  Indonesia sebagai “The Representative List of The Intangible Cultural Heritage of Humanity”.

Akihirnyaaaa!

Angklung, alat musik tradisional dari Jawa Barat bisa mendapat pengakuan resmi sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia :). Saya sebagai warga Indonesia khususnya warga Jabar menyambut gembira hal ini :) satu kata: HEBAT ! budaya kita bisa diakui dunia :) prestasi yang sangat membanggakan tentunya. Alhamdulillaaaah.

“Tentunya, kewajiban kita atas penetapan warisan dunia ini adalah memelihara dan melestarikannya,” ungkap Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, Rabu (17/11). (galamedia)

Ya tepat sekali apa yang dikatakan pa gubernur, ini adalah bentuk apresiasi yang luar biasa dari dunia untuk kita. Sudah sepantasnyalah kita, masyarakat Indonesia menjaga warisan ini dengan sebaiknya-baiknya. Ya tentu saja dengan menjaga kelestariannya. Caranya? Dengan menghadirkan angklung dimana-mana, menjadikan angklung sebagai pendidikan wajib di sekolah, di luar sekolah, menghadirkan angklung di setiap pertemuan formal atau informal dan masih banyak lagi. Atau juga sebagai muda-mudi Indonesia, kita bisa mengambil langkah kreatif dengan menyosialisasikan lewat karya musik. Banyak sekali bukan band-band anak muda saat ini? Hmm ditambah alunan angklung pasti musiknya jadi lebih hidup deh :)

Kita harus mengikuti  jejak BATIK yang diakui warisan budaya dunia terlebih dahulu. Batik bisa menyebar dengan kreasi yang luar biasa. Begitupun dengan angklung, seluruh lapisan masyarakat di Indonesia dan di dunia harus bisa mempelajari angklung :)

Jadi teringat masa-masa SD (@ SDN Sukapura 4 Bandung), saat itu selama dua tahun berturut-turut saya beserta beberapa teman saya yang lain memainkan angklung di acara perpisahan kelas VI. Lagu yang kami bawakan adalah Pileuleuyan, I have a Dream, dan Terimakasihku. Saya memainkan angklung No 12 dan 13 kunci G. Ya saya masih ingat betul itu kawan :) pengalaman yang luar biasa. Asyik banget deh main angklung, beneran. Di bangku SMP pun (@ SMPN 14 Bandung) saya mengikuti kegiatan ekstrakulikuler angklung, selain pramuka dan KIR (Karya Ilmiah Remaja). Saya benar-benar merindukan alat musik yang satu ini. Saya rindu memainkan angklung, rindu menggetarkannya, rindu akan suaranya yang khas, rindu memainkannya bersama teman-teman lama, rindu pentas, rindu bisa menghibur penonton lewat main angklung, aaaaah rindu semua tentang angklung!

Dengan diakuinya angklung sebagai The Representative List of The Intangible Cultural Heritage of Humanity menjadi awal motivator kita untuk terus memperjuangkan kesenian tradisional dan juga kita (saya dan teman-teman sekalian) sebagai generasi muda harus semakin mencintai, melestarikan, dan mengkreasikan angklung :)


* The bamboo shaker image results :
    


   Angklung ensemble - UNESCO to declare angklung world heritage


 Saung Angklung Udjo (SAU) : tempat workshop kebudayaan, yang merupakan tempat pertunjukan, pusat kerajinan tangan dari bambu, dan workshop instrumen musik dari bambu. Berlokasi di Jl.Padasuka No. 118, Bandung 40192 Jawa Barat, Indonesia

             Gambar angklung terdapat dalam uang koin Rp 1.000                                       

  Prangko bergambar angklung






Angklung world heritage from Indonesia :)

Wednesday, November 17, 2010

Ibu Pertiwi Sedang Bersusah Hati

kulihat ibu pertiwi
sedang bersusah hati
air matamu berlinang
mas intanmu terkenang



hutan gunung sawah lautan
simpanan kekayaan
kini ibu sedang susah
merintih dan berdoa

Itu sepenggal lirik yang menggambarkan ibu pertiwi saat ini. Ya ibu pertiwi memang sedang bersusah hati. Bencana demi bencana kian berdatangan.

#Oktober kelabu:
  • -          Banjir bandang di Wasior, Papua Barat ( 4 Okt 2010 )
  • -          Tsunami di Mentawai, Sumatra Barat ( 25 Okt 2010 )
  • -          Letusan gunung merapi, Yogyakarta, Jawa Tengah ( 26 Okt 2010 )
  • -          Dan bencana lainnya yang melanda negeri ini.

Masya Allah.. Inikah azab? Peringatan? Hukuman? Atau…. ?
Ayo bangun! Fikirkan! Jadilah kaum yang berfikir!
Semua kembali pada-Nya, kita ga tau apakah esok hari masih ada kesempatan yang paling berharga untuk menghirup udara pagi dan merasakan kehangatan sang fajar? Ataukah malah maut yang menghampiri kita? Kita ga akan pernah tau.

Sama seperti saudara-saudaraku di Wasior, Mentawai, Yogya, dll yang tak pernah menyangka bahwa maut menelan mereka dengan seketika, walaupun masih ada bebarapa yang selamat. Ya takdir setiap orang berbeda-beda,  setiap orang memiiki jalannya atau takdirnya masing-masing  saat ajal menjemput mereka. Wallahualam.

Baik itu azab, hukuman, atau peringatan. Satu hal jangan pernah berpaling dari-Nya. Semua datang dan kembali pada-Nya. Ikhlas, sabar, dan tawakal. Tak banyak yang bisa aku lakukan, selain hanya membantu semampuku dan mendoakan saudara-saudaraku disana (Wasior, Mentawai, Yogya, dll). Semoga mereka diberi kekuatan, kesehatan, dan energi untuk tetap bertahan hidup di kota yang hampir mati itu. Miris. Bagaimana jika aku atau kalian yang menjadi bagian darinya? Tak bisa dibayangkan betapa pahitnya.

Ya beralih ke hal lain, negeri ini semakin bobrok saja dengan adanya kasus Gayus Tambunan, terdakwa kasus pajak yang saat ini sedang ramai-ramainya disorot di berbagai media. Bagaimana bisa seorang tahanan bisa bebas ‘refreshing’ keluar dari balik jeruji besi?! Ah… mau disimpan dimana wajah hukum negeri ini? Sudah putuskah urat malunya? Atau mungkin terlanjur jatuh dan tak bisa bangun lagi hah?! Kemana orang-orang kepercayaan terpilih yang menjaga kasus ini ??? wooooooy!!!!
Patutkah kita malu sebagai warga Indonesia? (maaf lebay, tapi inilah potret negri ini yang sesungguhnya).
Astagfirullahaladzim

Saya rasa ini bentuk ujian untuk Indonesia. Negara ini haus akan kejujuran, haus akan keadilan, haus akan moral dan pribadi bangsa yang etis, kritis, dan dinamis.
Siapa lagi kalau bukan kita yang akan menjaganya? Menjaga negri ini dari tangan orang-orang yang sudah mencoreng nama baik negrinya sendiri. Menjaga dari amukan bumi yang ikut marah saat urusan dunia tak sejalan dengan semestinya. Menjaga dari segala bentuk ancaman yang mematikan.
Kita! Kita, manusia, warga Indonesia yang memiliki akal dan hati nurani untuk menyelamatkan bumi Indonesia tercinta. Tak ada kata terlambat untuk memperbaiki moral bangsa yang sudah terlanjur ‘rusak’ dimakan usia.

Bangkit negriku! Indah bumiku! Hidup Indonesiaku!

Uncontrolled Mood - - - ON!

Maaf akhir akhir ini mood lagi undercontrol. Di post sebelumnya pun mungkin temen-temen bisa ngerti.
Maaf ya, mungkin terlalu egois untuk mengutarakan itu disini, tapi.. siapa peduli? Toh memang benar itu adanya.
:’(

Sekarang weekend, akhir minggu tenang, istirahat dari kesibukan kuliah. Istirahat dari tugas tugas dan tugas yang menguras tenaga tak sedikit.

Hari hari masih monoton. Masih dengan aktivitas yang sama. Dengan kadar antusiasme belajar yang semakin menurun. oh nooooo!

Akhirnya saya mulai merangkul organisasi di kampus. Badan Eksekutif Mahasiswa. Ya sebuah pilihan, sebuah komitmen. Tapi itu pun masih tahap proses, saya belum fixed  jadi bagian organisasi mahasiswa yang satu ini.

Entahlaaah batapa sulit untuk memuntahkan kata di edisi posting kali ini :’( terlalu banyak yang harus disimpan di dalam hati saja sepertinya.

Ada footnote yang ingin saya bagi saja sedikit:
*untuk kamu, si pelipur lara yang hampir habis masa kontraknya. Ops---
 Hmm cukup sudah saya tau tentang kamu. Yah saya memang ga lebih dari seorang pengecut!     

Actually I really need MY SPIRIT to still alive. I know someday in the right time and in the right place, I will.. I will and I definitely deserve the best for me. Is it including you?! Absolutely yes :), yeah I just suppose, guys!

Have a nice weekend :) enjoy it :)

Sweet greetings from an independent girl :)
(14 November 2010)

Cerita di Penghujung Senja

Tak ada yang salah, tak ada yang perlu ditangisi, tak ada yang perlu disesalkan.

Tapi.. siapa bilang hati ini baik-baik saja?
Toh nyatanya ada genangan air mata yang tertahan disana?
Ternyata hati ini tidak bisa bohong.
REMUK ! ! !
Tak mudah menyusunnya ke bentuk semula.
Tapi siapa lagi yang bisa mengubahnya selain pemiliknya?
Ya hujan sore ini menyisakan epilog yang terlanjur suram.
Kesejukannya tak mampu meredam keadaan.
Terlanjur! Terlanjur sudah tinta merah membekas di kertas kosong.
Memang salah, tak seharusnya tinta merah yang terpilih, tapi apa daya, semua sudah terlanjur.
Sekali lagi sudah terlanjur.
Disini hanya ada pengharapan kecil. Semoga kejadian ini tak terulang lagi di masa mendatang, dan menjadi pembelajaran untuk masa depan. Amin.

#Dalam sendu suara hujan yang menemani perjalanan pulang, dan sendirian, as usual.
(9 November 2010)