sweety butterfly

sweety butterfly

Wednesday, February 19, 2014

Struggling with ‘muffler fumes’

Dear friends, how’s life?

Rasanya jari-jari ini kaku untuk memulai menulis lagi, bukan karena tak ada inspirasi tapi karena saya sendiri yang terlalu egois dan membiarkan waktu berputar begitu saja, tanpa jeda, bahkan hanya sekedar untuk berbagi cerita...

Saya tak pernah menyangka bahwa saya cukup berani untuk mengambil keputusan ini. Meninggalkan zona nyaman, memulai kehidupan baru di tempat ‘asing’. Dengan ‘muffler fumes’ yang begitu kental bersama kontener-kontener gagah, juga bis-bis yang mengangkut para karyawan ke tempat mereka bekerja. Bekerja dan bekerja, tanpa jeda.. seperti asap knalpot yang tiada habisnya menyelimuti kota ini.

Ternyata roda kehidupan begitu cepat berputar, sekarang saya sudah di garis usia dewasa, di titik inilah ketika hampir semua bagian hidup, saya putuskan sendiri. Ketika harus berjauhan dengan keluarga, teman-tema juga saudara di Bandung. Bukan hal mudah bagi ‘perantau’ pemula seperti saya, meninggalkan zona nyama saya disana, ya di Bandung bersama orang tersayang. Tapi karena inilah, saya tahu betul rindu yang sebenarnya itu seperti apa, betapa berharganya kebersamaan, betapa beratnya perjuangan dan betapa susahnya mencari uang. Hehehe :”)

Cibitung, kota industri. Begitu kentara dengan keriuhan dan kepadatan kendaraan bermotor, semuanya berlomba-lomba mencari nafkah untuk kehidupan yang lebih layak, berlomba untuk datang paling pagi dan menembus kemacetan di setiap harinya. Mungkin sama ceritanya dengan kondisi di kota lain di Indonesia, but I dont knw why, live at industrial town is feel like living in unknown place.*lebay ga sih?

Dulu saya sempat berfikir bahwa dengan memiliki waktu sendiri lebih banyak , saya bisa lebih fokus. Tapi ya bagaimanapun semangat saya ada di luar sana, saya tidak memungkiri bahwa sendiri itu sepi :)
Namun disinilah saya belajar dewasa, saya harus konsisten dengan pilihan yang saya ambil, dengan segala kemungkinan di depan sana, dengan segala resiko yang kian menghampiri, dan semua hal yang harus dihadapi sendiri.

Dibalik itu semua, saya sangat bersyukur dengan keadaan sekarang. Mereka semua adalah motivasi terbesar saya untuk bertahan disini, siapa lagi kalau bukan keluarga J

Terimakasih karena kalian selalu ada untuk saya, untuk support dan doanya, I Love You.