sweety butterfly

sweety butterfly

Sunday, March 25, 2012

- - -

“Wanita (al mar’ah) itu seperti cermin (al mir’ah)
jika retak mustahil kembali seperti sedia kala..”













Lindungi hamba Ya Allah..

jalan pulang~

“Life is a series of hellos and goodbyes”.
Thanks to all who come in and out from my life. I found the other side of the beauty of the world since I know you and when I lost you, you’re being my inspiration.

Mereka datang, lalu pergi, singgah untuk sementara waktu, kadang datang dan pergi sesukanya..  dan sampai pada akhirnya kembali ke tempatnya semula..sampai menemukan waktunya untuk kembali pulang.. pulang ke rumahnya..

That’s life. Dipertemukan, dipisahkan di persimpangan hidup dengan seizin-Nya.
Seperti bumi yang masih berputar pada porosnya, berotasi dengan pergantian siang malamnya, berevolusi dengan pergantian musim, dan dengan pergantian waktu yang seakan mengingatkan kita bahwa masa kontrak kita di bumi semakin berkurang .. begitupun seperti roda kehidupan yang juga berputar dan mengalami pergantian ‘musim’ dari masa ke masa..

Ketika malam tak lagi indah dengan purnamanya, ketika matahari sedang menyinari bumi bagian lain, ketika roda waktu membangunkanmu untuk tetap menikmati hidup ini, cobalah tengok awan di atas sana yang bergerak perlahan, perlahan tapi pasti untuk mencapai tujuannya, dan ketika Ia bertemu hujan di atas sana, dengan setianya ia mengiringi hujan yang membasahi bumi..

Begitulah seharusnya kau menikmati hidup, semudah itukah? Semudah awan yang bergerak mengikuti angin yang membawanya?
--------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ketika kau sudah terbiasa hidup dengannya, seseorang yang kau kasihi, hanya dengannyalah kau menikmati bulan di setiap malamu selalu penuh, layaknya purnama. Hanya dengannya kau merasakan matahari sehangat ini.. tapi jika datang suatu masa dimana kau harus memilih, akan bertahan dari seleksi alam atau tidak, dari pergantian musim yang mengajakamu untuk tetap beradaptasi dengan lingkungan baru, bertahan untuk mempertahankan hidupmu di luar sana.. apa yang akan kau lakukan?

Mungkin bumi sedang berputar di satu titik, di belahan bumi, di garis lintang, dan garis bujur yang kau tak tau dimana letaknya, dan jika tiba waktunya giliranmu untuk mengalah pergi dan pulang ke tempat yang kau tau dimana letaknya, kau pun nyaman berada di dalamnya, dan kemana pun kau pergi, hanya ke tempat ini kau akan kembali pulang, begitu hangatnya kembali pulang... ya pulang ke rumahmu.

Jika jalan yang terbaik; pulang ke rumah, aku akan pulang...

Untuk seseorang yang aku kasihi, biarlah kau tetap disana, menikmati malammu yang baru dengan bintang dan kau temukan cahaya itu lagi.. cahaya temaram yang akan menghiasi malammu, menghangatkan hatimu saat kau gundah dan tak tentu arah.. tengoklah dari mana arah cahaya itu datang, dan kau akan merasakan kedamaian yang sebenarnya.

Tak usah kau cemaskan keadaanku, keberadaanku disini penuh kehangatan karena aku telah kembali pulang.

Tak usah khawatir,  aku akan tetap ada disetiap musim, disaat bagian bumi sedang siang, di kala senjamu tiba, dan disaat hujan menyapa langit :)

----------------------------------------------------------------------------------------------------

Terimakasih sudah menjagaku selama ini dan bertahan sampai akhirnya kita memiliki jalan masing-masing. Hidup dalam kesederhanaan denganku, mengajakku masuk ke dalam hidupmu dan bertemu keluarga baru yang sangat mengasyikan..  Denganmu, aku tau arti kebersamaan yang sesungguhnya. It’s not about you, it’s not about me, but it’s about us :)

Selamat berjuang mengarungi lautan kehidupan yang terbentang luas di depan sana. We are a captain of our ownship. Jadikan hidupmu dan dirimu lebih baik lagi :)

* untuk seseorang yang pernah membaca kerangka tulisan ini sebelumnya.. I just don’t want to miss you tonight

Malam yang dingin dan sepi.

Bandung, 11 Maret 2012.

Friday, March 16, 2012

sajak lama

Dulu sebelum saya mengenal blog, saya sering corat-coret dimana saja, baik di atas secarik kertas atau di notes hp kadang juga notes fb. Mencurahkan isi hati, menulis kegiatan hari ini, list mimpi,  budegting list, dan termasuk menulis puisi, salah satu kegemaran saya. Seiring perkembangan teknologi, semakin mudah juga kita untuk mengupdate semua hal, contohnya ya yang sedang saya tulis saat ini, dengan menulis saya ingin belajar berbagi dengan teman-teman semua :)

Dulu ketika masih duduk di bangku sekolah dasar sampai menengah, menulis puisi masih jadi agenda wajib setiap harinya (meskipun tidak setiap hari memproduksi puisi hehe), saya tulis di secarik kertas dengan pena yang saya miliki, saya tulis dan terkumpul dalam sebuah buku yang sekarang sudah sedikit usang. 
Di halaman awal saya lihat ada tulisan nama saya yang terpampang besar dengan paduan seni yang pas, “nyzh_pd” tulisan ini dibuat sejak SMP dulu, jadi maaf kalo sedikit alay tapi yang pasti ada filosofinya tersendiri :) dituliskan oleh teman dekat saya, M.Pramudita. dengan sentuhan warna yang pas seperti ni :


Masuk halaman selanjutnya, kertas bertuliskan Anthologhy Puisi-Anisa PD-. Dibawahnya ada tambahan footnote “persahabatan adalah hal terbaik dalam diri kita -Icha, 2006”
Begitu halaman dibuka satu persatu, ada satu puisi yang mengingatkan saya dalam suatu masa, ya puisi ini pernah saya jadikan musikalisasi puisi untuk ujian praktek kelas 12 (2010) dulu bersama teman-teman di IPA 3 :) lyrics by me, and music ; lagu Ipank – RCR.

Hanya untukmu

Anggaplah bintang itu adalah hatimu
pancarannya menawan semu
anggaplah pelangi itu matamu
warnanya usang menjemu

aku menari di jalan cinta itu
tanpa pancaran permata
tanpa hiasan mahkota
dan tanpa bintangmu bertahta

kini kumparan debu menutup jalan itu
jalan cinta yang ingin kupersenbahakan untukmu
namun, dibalik kabut suram itu..
disini aku akan selalu ada untukmu

***

2008

Tutup buku, mencari inspirasi baru :)

Saturday, March 10, 2012

***

Engkau yang merasa entah mengapa, kehilangan tenaga dan keinginan untuk melakukan sesuatu yang penting bagi hidupmu, dengarlah ini... 

Kehidupan ini berlanjut.

Apakah engkau mengeluhkannya, memprotesnya atau mensyukurinya...

Kehidupan ini berlanjut.

Tapi engkau tak sendiri.
Ketahuilah bahwa dibalik cadar keanggunan, atau tameng kegagahan, dan dibalik semua keceriaan dan tawa lantang yang menggema dalam pergaulan yang popular itu, sesungguhnya banyak tergeletak hati yang galau, yang tak bertenaga, yang letih dengan kepura-puraan, yang ingin berteriak seliar-liarnya, yang ingin berlari kencang membuta menghilangkan diri, dan yang ingin menangis sejadi-jadinya di tengah seramai-ramainya kerumunan.

Sesungguhnya engkau tak sendiri, maka kasihilah sesamamu sebagaimana engkau seharusnya mengasihi dirimu sendiri.

Sesungguhnya tidak mudah menjadi dirimu.

Orang disekitarmu menuntut untuk memenuhi standar mereka tentang apa yang disebut berhasil, mencomoohmu jika engkau tak tampil seperti telah berhasil, menertawakan impian-impianmu, meragukan kesungguhanmu, dan menuntunmu menggembirakan mereka dengan menelantarkan kebutuhanmu untuk hidup damai dengan dirimu.

Kasihilah dirimu.
Janganlah memarahinya karena kesalahan yang tak disengaja atau yang dilakukannya karena ketidaktahuannya.

Bersabarlah dengan kelambanannya memperbaiki dirinya.
Bukankah engkau yang selalu mengatakan bahwa manusia itu tidak sempurna?  Lalu mengapakah engkau memarahinya karena ketidaksempurnannya?

Dirimu itu paling membutuhkan kelembutanmu.

Apakah engkau tak merasa kasihan melihat upayanya untuk menggambirakan orang-orang tamak dan sombong, yang lebih kaya darimu, yang diharapkannya akan melebihkan pemberian kepadamu jika dia melebihkan tawa dan pujian bagi mereka?

Dirimu itu sesungguhnya telah letih melayanimu, yang banyak bermimpi tapi malas bertindak, yang banyak memprotes tapi mudah tersinggung, dan yang minder tapi sombong.

Turunkanah suaramu sebentar, dan berbicaralah dalam nada suara yang lebih penyayang kepada dirimu.

Turunkanlah hidung dan wajahmu yang banyak mendongak untuk mengesankan rasa percaya diri itu dan ramahkanlah wajahmu saat engkau melihatnya di cermin.

Berlakulah lebih jujur kepada dirimu. Inginkanlah yang besar, tapi ikhlaslah melakukan yang sederhana dan yang dalam kemampuanmu untuk melakukan.

Bersegeralah melakukan yang kau rencanakan dan setialah mengerjakannya sampai selesai, agar dirimu mempercayai janji-janjimu kepadanya.

Dudukah lebih dekat dengan dirimu sendiri. Bersahabatlah dengannya.

Janganlah engkau membuatnya merasa tak kau butuhkan, karena kau sesali semua kekurangannya sambil melupakan kelebihan dan kebaikannya.

Minta maaflah kepada dirimu.

Dari semua yang paling membutuhkan permintan maaf atas kesemena-menaan cara hidupmu, adalah dirimu sendiri.

Mudah-mudahan, dalam persahabatan yang ramah, penuh hormat, dan penuh kasih dengan dirimu sendiri itu, Tuhan mengutuhkanmu dengan dirimu sendiri dalam satu kesadaaran jiwa  yang semakin mulia dengan semakin bertambahnya usiamu.

Karena sesungguhnya, engkau dan jiwamu itu satu.

Tapi kesejatian jiwamu yang mulia itu, terbelah menjadi seperti dua bagian yang saling tak mendamaikan.

Karena, kesejatian jiwamu itu tak mungkin menjadi tetap utuh, dengan kau ijinkannya nafsu yang buruk sebagai pengganti dari tenaga jiwamu yang suci.

Maka dekatkanlah dirimu kepada Tuhan, sedekat dekatnya, dalam kemanjaan yang syahdu, dan dalam keharuan tangis jiwamu yang jujur.
Karena di dalam kedekatan itulah engkau disucikan.
Karena Tuhanmu tak mengijinkan apapun yang kotor mendekat kepadaNya.
Jiwamu yang dekat dan manja kepadaNya, akan dibersihkan.
Dan di dalam kebersihan jiwamu itulah kedamaianmu tumbuh.
Sekarang tundukkanlah diri dan jiwamu, dalam semesra-mesranya sujud dihadapan Tuhanmu yang merindukan tangis manjamu.

Wahai jiwa yang tenang, indahkanlah senyum di wajahmu itu.

Tuhanmu sedang memandangimu dengan penuh kasih.

~Mario Teguh – Dengan hati yang penuh kasih kepadamu, sahabatku.

*the most I need, it is like a supplement and vitamin for my body, Thanks Bapak Mario! Really golden way!*